Waisak Nasional 2011

Walubi akhirnya mengadakan waisak secara nasional. Dijawa Timur, waisak saat itu diadakan di Candi Brahu, Mojokerto. Acara dimulai kurang lebih pukul 18.30 WIB. Sekitar 2000 umat Buddha hadir duduk bersama disekitar taman untuk merenungkan makna Waisak bersama. Cuaca malam itu terlihat cerah, bulan purnama bersinar terang secara penuh.

Acara dimulai dengan ditandai oleh bunyi gong, kemudian dilanjutkan dengan membaca parita atau doa. Kemudian acara dilanjutkan dengan tampilnya Barongsai yang merupakan sebuah seni, dimana menggambarkan kegembiraan dan menghargai akan kesenian yang berasal dari daratan China, oleh sebab hampir 80% penganut Buddha yang hadir disana adalah WNI keturunan. Hal ini dihadirkan agar mereka mengingat akan asal-usul mereka dan mengenang serta menghormati budaya leluhur.

Setelah pertunjukan Barongsai usai, acara disusul dengan seni Barong yang dikenal di Bali, hal ini menandai bahwa umat Buddha menghargai, menerima dan telah berbaur dengan tradisi lokal setempat. Setelah itu disambut dengan tari-tarian  yang merupakan kebudayaan dari Pura Jagad Karana Surabaya, dimana hal tersebut penting, patut dihargai dan dilestarikan.

Tarian-tarian usai dan Wakil Gubernur Jawa Timur saat itu, Bpk.Drs.Saifullah Yusuf beserta isteri dan staff memasuki kawasan candi Brahu, kemudian duduk berhadap-hadapan dengan para Biksu dibarisan terdepan, bersiap untuk meresmikan acara Waisak bersama. Sedangkan bapak Gubernur Jawa Timur menghadiri acara Waisak di candi Borobudur, Jawa Tengah.

Pidato dan kata-kata pembuka disampaikan, yang intinya adalah menghargai dan memaknai acara tersebut sebagai kerukunan antar umat beragama di Indonesia pada umumnya dan Jawa Timur pada khususnya. Buddha merupakan salah satu agama yang diakui oleh pemerintah dan telah berkontribusi dalam membangun masyarakat menuju kerukunan antar umat beragama secara nyata dan signifikan.

Bahkan pada jaman dahulu Buddha dan Hindu pernah dianut oleh mayoritas penduduk ditanah Jawa dan mengalami masa pencerahan dimana masyarakat hidup dengan peradaban budaya yang diakui dimata dunia saat itu. Disebut pula telah ditemukan bekas-bekas reruntuhan sekolah serta universitas Buddha terbesar  diasia tenggara, yang ditinggalkan secara misterius dan secara tiba-tiba oleh puluhan ribu para mahasiswanya. Pastilah terdapat peristiwa dibalik itu semua, namun masih merupakan misteri, bagaimana universitas yang diikuti oleh puluhan ribu mahasiswa yang telah mapan dalam pengetahuan Buddha tiba-tiba harus pergi dan meninggalkan universitas terbesar seasia tenggara tersebut.

Peresmian acara dimulai dengan menyalakan obor berukuran besar secara bersama-sama, lalu acara pembacaan parita, meditasi, dan refleksi diri yang mencerminkan bagaimana umat Buddha beribadah dimulai.

Suasana hening saat tiba dalam sesi meditasi, masyarakat sekitarpun menghargai saat itu dengan tidak terdengar suara apapun dilangit yang cerah malam itu. Benar-benar suasana yang nyaman untuk bermeditasi, bahkan terlihat banyak warga setempat ikut dalam bermeditasi dan refleksi diri.

Setelah itu, Barongsai melakukan pertunjukkan sekali lagi dan Barong Bali serta tari-tarian  dari pura Jagad Karana Surabaya menutup acara dengan indah dan elegant.